Sejahat-jahatnya binatang buas, dia hanya akan membunuh jenis lainnya hanya untuk bisa bertahan hidup, untuk makan, atau jika binatang sampai membunuh sesama jenisnya, dia melakukan hal tersebut untuk mempertahankan wilayah teritorinya, dan itupun terjadi diantara satu atau dua ekor saja. Satu orang anak manusia mampu membunuh dan mendatangkan malapetaka bagi ribuan bahkan jutaan demi memenuhi egonya sendiri seperti Joseph Stallin, Adolf Hitler atau demi ideology seperti sekarang banyak kita dengar dimana-mana. Dengan kata lain, persis seperti yang Firman Tuhan katakan di Yeremia 17:9-10, hati manusia begitu busuknya dan didalamnya tidak seorangpun dapat mengetahuinya kecuali Tuhan sendiri. Segala sesuatu yang manusia lakukan tanpa Tuhan adalah tindakan untuk menutup-nutupi kedegilan dan kebusukan hati. Kegiatan social tanpa Tuhan hanyalah berkutik di area 'nama baik' atau maksimal 'perasaan belaka'. Ritual-ritual agamawi tanpa Tuhan hanyalah sandiwara agar terlihat baik dan terhormat. Hati manusia memerlukan solusi yang sesungguhnya, dan hanya Tuhan sendiri yang mampu mengatasinya, bawalah hati kita kepada Dia.
Sekarang kita fokus kepada apa yang membuat Tuhan begitu kecewa bahkan menyesal telah menciptakan manusia pada jaman Nuh, coba perhatikan ayat-ayat diatas, dimata Tuhan, 'segala kecenderungan hati manusia selalu membuahkan kejahatan semata-mata, dan itulah yang memilukan atau mendukakan hati Tuhan. Sehingga pada jaman Nuh, Tuhan terpaksa harus membinasakan seluruh umat manusia kecuali Nuh dan keluarganya. Inilah yang harus kita perhatikan tanpa campur tangan Tuhan, tanpa diserahkan kepada Tuhan untuk dikuasai dan dipimpin oleh Tuhan sendiri, hati setiap manusia adalah busuk dan condong untuk membuahkan kejahatan semata-mata. Kejahatan yang dapat ditimbulkan oleh hati manusia begitu dahsyatnya sampai dapat membawa kehancuran bagi bumi. Pembantaian massal, pelecehan seksual, menggumbar nafsu sex yang jahat dan menjijikan, penghancuran lingkungan, peniksaan dan segala jenis kejahatan lainnya, tidak pernah dilakukan oleh satu makhluk sekalipun kecuali manusia. Itulah sebabnya, hati kita perlu diserahkan kepada Tuhan yang menciptakan kita. baca juga: Kerelaan hati untuk dibentuk
Sekarang kita mengerti apa yang mendukakan hati Tuhan, ketika Dia melihat isi hati manusia yang tanpa Tuhan, maka kecenderungannya adalah membuahkan kejahatan semata-mata. Bagiamana kita dapat menyuka kan Dia? Inilah juga yang dilakukan oleh Yeremia, coba perhatikan doanya: Yeremia 11:20 "Tetapi, Tuhan semesata alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mu lah kuserahkan perkara kedegilan dan kebusukan, Yeremia memilih untuk membawa perkara yang dia hadapi kepada Tuhan, dia memilih untuk menyerahkan dan membiarkan Tuhan yang menentukan dan mengambil keputusan atas semua perkaranya. Dengan kata lain, Yeremia melatih dirinya sendiri untuk tidak mengambil keputusan berdasarkan 'apa kata hati nya' tapi berdasar kan 'apa kata Firman Tuhan' Itulah hikmat yang Yeremia kerjakan yang juga menjadi pembelajaran berharga bagi kita.
0 comments:
Post a Comment