Home » , , » Tidak Membela Diri

Tidak Membela Diri

Tidak membela diri - terlalu banyak perkara yang kita habiskan untuk perkara-perkara yang entah tidak memiliki nilai kekekalan atau bahkan sama sekali sia-sia dibandingkan justru dengan perkara-perkara yang memiliki nilai kekekalan. Coba kita jujur, berapa banyak usaha dan waktu yang kita buang untuk membela dan mempertahankan reputasi kita dihadapan orang banyak? Sehingga kita mulai bertingkah seperti pemain sinetron atau para politisi yang berkata dan bertindak sekedar untuk mencitpkan "image yang baik" dihadapan para penonton dan belum tentu image yang kita pertontonkan tersebut sama dengan hidup kita yang sesungguhnya. Sebaliknya, Yesus justru tidak begitu perduli akan apa kata orang dibanding apa kata Bapa yang di Surga. Yesuslah contoh dan panutan kita.

Bayangkan Yesus yang sedang diadili dengan segala macam perktaan tuduhan yang dipelintir oleh orang-orang yang membenci-Nya, yang menginginkan kematian-Nya dengan berani menghalalkan segala mcam cara. Saksi palsu yang telah menerima uang suap sedang bersandiwara melontarkan tuduhan yang diarahkan kepada Yesus. Ingat bahwa saat itu, Yesus sekalipun Allah 100 %, Dia juga manusia 100% yang punya daging dan perasaan. Setelah semua tuduhan yang busuk  Dia dengarkan, kini tiba saatnya untuk membela diri dan membersihkan nama baik-nya. Namun lihat apa yang Dia lakukan, ''...Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab...''(Markus 15:4-5). Baca Juga: Kerelaan hati yang tepat untuk dibentuk.

Seseorang yang lemah lembut bukanlah orang yang tutur bahasanya halus, bicaranya pelan-pelan, atau cengar-cengir (tersenyum) setiap kali berbicara. Lemah lembut itu bicara mengenai hati dan karakter. Jika Yesus itu mengejar reputasi semata , maka tidak diberi  kesempatan membela diri pun, Dia akan membela diri dan angkat bicara untuk bela diri. Tapi Yesus memilih diam ketika tuduhan palsu dan caci maki dilemparkan kepada-Nya. Inilah teladan kita, jangan membela diri. Biarkan Tuhan saja yang bekerja dan membela diri. Dia tetap Tuhan yang sanggup dan mengerti segala sesuatu, tidak perlu ada pengacara yang mewakili kita untuk membersihkan nama baik dan reputasi kita. Seperti itulah sikap anak Tuhan seharusnya.

Pada akhirnya, semua "kata orang" tidak akan lagi memiliki arti sama sekali, sebab tidak seorang-pun dapat membela kita dihadapan tahta pengadilan Bapa Surgawi. Hanya Kristus sendiri yang berhak untuk melakukan pembelaan dan pengadilan dan pembelaan-Nya itu menentukan akhir dari segalanya, termasuk dimana kita akan mengisi kekekalan. Perempuan sundal yang tertangkap basah dan siap untuk dirajam, sama sekali tidak membuka mulut, dia hanya tertuduk menantikan penghakiman Kristus, sekalipun mungkin dia memiliki seribu alasan kenapa dia sampai berzinah. Namun syukur kepada Tuhan, yang dia terima justru belas kasihan Tuhan, bukan penghakiman.

Apa yang membuat dunia heran melihat kita? Bukan kekayaan akibat berkat Tuhan yang ada pada kita, sebab orang yang tidak kenal Tuhanpun banyak yang kaya raya dan sepertinya diberkati. Bukan juga karena kehebatan dan kepandaian, fasih bicara kita, tidak sedikit orang yang tidak kenal Tuhan pandai dan memiliki kharisma berbicara yang luar biasa. Tapi satu hal ini akan membuat semua orang terheran-heran melihat kita, yaitu ketika kita bisa dengan tenang dan sabar ditengah tengah tuduhan dan caci maki, tanpa merasa perlu untuk membela diri. Bukankah itu juga yang membuat Pilatus heran? "...Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau! Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus menjadi HERAN."

0 comments:

Post a Comment

Translate


Popular Posts

Powered by Blogger.